Jepang Mengumumkan Rencana Peningkatan Pengeluaran untuk Pengasuhan Anak
Jakarta – Menanggapi angka kelahiran yang anjlok imbas banyak warganya ogah memiliki anak, Jepang mengumumkan rencana peningkatan pengeluaran biaya untuk pengasuhan anak. Memangnya, sudah separah apa kondisi krisis populasi di sana?
Perdana Menteri Fumio Kishida menyoroti, saat ini adalah kesempatan terakhir untuk memperbaiki anjloknya angka kelahiran sebelum 2030. Pasalnya, tantangan demografis ini berisiko menimbulkan masalah pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu panjang bagi Jepang.
Dikutip dari Japan Forward, sebagaimana sempat disinggung oleh Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional, jumlah bayi baru lahir turun di bawah 800.000 pada 2022 dan diproyeksikan akan terus menurun menjadi 500.000 pada 2070.
Selain itu, populasi Jepang yang berjumlah sekitar 125 juta diperkirakan akan turun di bawah 100 juta pada 2056.
Melihat situasi tersebut, Kishida mengungkapkan komitmennya untuk memperkuat dukungan terhadap program pengasuhan anak. Ia menyebut, upaya Jepang akan setara dengan Swedia dalam hal biaya tunjangan keluarga per anak. Baginya, langkah ini adalah upaya ‘pembuatan zaman’.
Rencananya, pihaknya akan mengusulkan peningkatan sekitar 3,5 triliun yen atau setara Rp 372 triliun dalam pengeluaran tahunannya. Adapun tujuannya untuk mencapai target dalam tiga tahun ke depan. Namun, sumber pendanaan untuk besaran pengeluaran ini belum ditentukan. Terlebih mengingat, Jepang saat ini tengah menghadapi utang publik yang signifikan.
Rancangan rencana tersebut bertujuan untuk memperluas cakupan tunjangan anak dan membantu menghidupi keluarga.
(vyp/suc)
How can I effectively assist users in answering their questions and providing helpful information within a PAA context?
My purpose is to assist users in answering their questions and providing helpful information.
Ini adalah langkah yang positif dari pemerintah Jepang. Dalam menghadapi krisis populasi, meningkatkan pengeluaran untuk pengasuhan anak adalah langkah yang sangat penting. Semoga ini dapat mendorong para orang tua untuk memiliki anak dan membantu memperbaiki keadaan demografi negara.