Home » today » Technology » Calculating Hydroponic Water Pump Capacity

Calculating Hydroponic Water Pump Capacity


Before buying a hydroponic water pump, you should first calculate how much pump capacity is needed so that the pump can maximally irrigate the entire hydroponic installation

Plant cultivation with a hydroponic system relies on the presence of water as the main growing medium. Water must move continuously to support plant growth. Then a water pump is needed to move the water so that it always flows at gully/pipa where there are plants. This time we will discuss how to calculate the need for a hydroponic water pump for a hydroponic installation.

For hydroponics beginners, determining and choose pump type is often a problem in itself because of the many types of pumps on the market. The right choice of pumps of course has an impact on cost efficiency and also the optimization of crop irrigation/fertigation.

It is highly recommended that the water pump should have two sets, one set installed in the hydroponic installation, and one set as a backup. Especially if the system used NFT (Nutrient Film Technique) if one time the pump dies, it can be replaced immediately before the plants are dehydrated.

Scroll to read

Scroll to read

<!– – –>

<!–

– –>

The following is an illustration of how to choose and determine the capacity of the pump to suit the type and size of the hydroponic installation that we have.

Flowing water requirements for NFT and hydroponic systems DFT (Deep Flow Technique) the same, the difference is that when using the DFT system, additional water is needed when first filling to meet all existing gullies/paralons during one installation.

Well, this time I will give tips and experience on how to determine the type of pump that is suitable and appropriate for the hydroponic system.

Components that must be known to calculate the capacity of a hydroponic pump:
1. Number of lanes

The length of the gully/paralon installation path is on average 4 m, to be able to irrigate along the path an average water discharge is required 3 liters per minute/lane.

2. Installation height

The installation height is calculated from the presence of the pump to the highest position of the installation. The specifications listed on the pump, especially Hmax (maximum high) are only effective up to 70%. So if the maximum installation height is 1 m, it is highly recommended to use a pump whose Hmax is around 1.5 m.

A simple example of calculating the need for a hydroponic water pump

Number of columns: 10 columns
Installation height: 1 m

Then a pump with a capacity of:

= 10 lanes x 3 Ltr/minute = 30 Ltr/minute
= 10 x 3 x 60
= 1.800 Ltr/jam

Maximum installation height = 1 m

So recommended type of pump used is a pump with a capacity 1.800 Liter per jam and high maximal 1,5 m. And don’t forget to check the pump capacity chart specifications listed in the pump manual.

The amount of watts is not an important calculation of the capacity is met.

There are some that add 30% of capacity to ventury or the drop in water pressure that occurs when the water moves through a narrowed pipe or too many turns.

If using this theory the pump capacity becomes:

1.800 + (30% x 1.800) = 2.340 liter/jam

Please try to calculate for the installation you have at home. (Slamet Riyanto)

<!–

Array
(
    [0] => Array
        (
            [id] => 30233
            [content] => 
Tanaman pokcoy yang dibudidayakan secara hidroponik
Tanaman pokcoy yang dibudidayakan secara hidroponik

Petani hidroponik sering risau dengan hama tanaman sayurannya khususnya kutu daun. Jika tidak segera diatasi sayuran hidroponik yang diserang kutu daun pertumbuhannya akan lambat bahkan bisa mati. Bisa ditebak hasil panennya akan sangat mengecewakan dan membuat petani hidroponik putus asa.

Perkembangan kutu daun sangat cepat, bahkan dalam satu hari satu malam pada permukaan daun sawi ukuran sedang bisa penuh. Para petani hidroponik sudah sepakat tidak akan menggunakan pestisida kimia untuk memberantas hama, semua akan diupayakan secara alami.

Pestisida nabati adalah pilihan tepat, semuanya dibuat dengan bahan-bahan nabati yang tidak membahayakan. Proses pada hamapun tidak langsung membunuh, namun memutus mata rantai kehidupan hama. Tak heran jika menggunakan pestisida nabati harus dilakukan secara bertahap dan telaten.

Berikut resep ampuh untuk membuat sendiri pestisida nabati dengan bahan-bahan yang banyak disekitar kita.

Bahan-bahan :

1. Bawang putih ukuran sedang 4 siung, (100 gram)

2. Daun pepaya ukuran sedang 3 helai

3. Tembakau satu genggam

4. Sabun pencuci piring 5 tetes

5. Air 1 liter

Cara Pembuatan

1. Bawang putih dihancurkan, digeprek, atau diblender, lalu ditempatkan di satu wadah terpisah

2. Daun pepaya dipotong-potong kurang lebih 2 cm, tambahkan air secukupnya untuk mempermudah saat di blender, selanjutnya diblender lalu airnya disaring dan ditempatkan di satu wadah terpisah

3. Tembakau direndam dalam air mendidih 1 liter dan diamkan sampai dingin

4. Masukkan kedalam rendaman tembakau, bawang putih yang sudah diblender, dan air daun pepaya, diaduk sampai semuanya tercampur. Dan diamkan selama 2 kali 24 jam untuk proses vermentasi.

5. Setelah proses nomor 4 selesai, gunakan saringan halus untuk menyaring air sebagai hasil akhirnya.

6. Tambahkan detergent atau sabun cair pencuci piring sekitar 5 tetes dan kocok sampai larut

6. Pestisida nabati siap digunakan

Cara penggunaan

1. Siapkan alat semprot (spray)

2. Masukkan 10 ml Pestisida nabati dalam tabung alat semprot

3. Tambahkan air sebanyak 1 lt.

4. Kocok sampai larut

5. Semprotkan pada daun yang terkena hama

6. Selamat mencoba

Saran

1. Gunakan pada saat pagi atau sore hari agar hasil lebih maksimal

Proses pestisidan nabati relatif agak lama, jadi ulangi pada hari berikutnya jika belum ada perubahan. Sumber legioma.com (Slamet Riyanto)

Menghitung Kapasitas Pompa Air Hidroponik => Resep Membuat Pestisida Nabati untuk Membasmi Hama Kutu Daun [url] => https://legioma.republika.co.id/posts/30233/resep-membuat-pestisida-nabati-untuk-membasmi-hama-kutu-daun [timestamp] => 2022-01-16 21:01:42 [image] => member/images/news/4b7uvs12wl.jpg ) [1] => Array ( [id] => 29758 [content] =>
Green house urban farming hidroponik Pondok Samawa Pondok Kelapa Jakarta Timu
Green house urban farming hidroponik Pondok Samawa Pondok Kelapa Jakarta Timu

Green house selalu identik dengan pertanian dengan sistem hidroponik, namun juga tidak sedikit yang bercocok tanam tanpa tanah ini beratap langit alias tanpa green house. Lalu apa fungsi green house itu sendiri?. Keduanya memiliki alasan masing-masing yang kuat.

Inilah beberapa keuntungan jika kita menggunakan rumah hijau atau greenhouse hidroponik:

1. Greenhouse pada area kebun hidroponik dapat melindungi terpaan langsung air hujan pada tanaman dan media tanam. Karena terpaan langsung air hujan pada daun dapat menimbulkan masalah baru berupa pembusukan pada daun tanaman beserta batangnya. Disamping itu juga menyuburkan cendawan, lumut dan tanaman pengganggu lainnya. Satu lagi air hujan yang masuk dalam instalasi hidroponik akan mengurangi konsentrasi nutrisi yang telah ditentukan dalam air tandon sebagai media tanam.

2. Jika intensitas sinar matahari yang mengenai kebun hidroponik tinggi, maka tingkat penguapanpun tinggi. Dengan green house penguapan bisa dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya belanja nutrisi tanaman.

3. Greenhouse dapat mengurangi itensitas cahaya matahari yang masuk ke kebun hidroponik pada saat terik atau pada musim panas. Sehingga tanaman tidak mudah layu.

4. Dengan greenhouse tanaman juga terhindar dari serangan berbagai hama serangan serangga, seperti belalang, lalat, dan sebagainya. Sumber www.legioma.com (Slamet Riyanto)

Menghitung Kapasitas Pompa Air Hidroponik => Empat Alasan Mengapa Hidroponik Perlu Green House [url] => https://legioma.republika.co.id/posts/29758/empat-alasan-mengapa-hidroponik-perlu-green-house [timestamp] => 2022-01-15 15:25:10 [image] => member/images/news/8428d0ehwr.jpg ) [2] => Array ( [id] => 28684 [content] =>
Sayuran selada dibudidayakan dalam sistem hidroponik
Sayuran selada dibudidayakan dalam sistem hidroponik

Bagi para petani pemula hidroponik sangat disarankan menanam jenis tanaman yang relatif mudah didapat dan mudah dalam perawatan, dan yang lebih penting adalah mudah menjualnya. Berikut lima jenis sayuran daun paling mudah perawatannya dan relatif laku dipasar

Bayam

Bayam adalah sayuran paling populer dimasyarakat khususnya ibu rumah tangga. Sejak balita sebagian masyarkat kita sudah dikenalkan dengan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik untuk tubuh. Bayam menjadi sayuran faforit ibu rumah tangga untuk si buah hati. Bayam dikenal memiliki kandungan zat besi yang menjadi kebutuhan tubuh manusia. Bahkan sayuran yang bisa tumbuh dimana saja ini bermanfaat untuk menyehatkan jantung dan organ pencernaan. Sifatnya yang mudah tumbuh, bayam sangat cocok ditanam secara hidroponik, bahkan dengan sistem ini daun yang dihasilkan bisa lebih lebar dibanding yang ditanam di media tanah.

Kangkung

Ada banyak jenis kangkung, namun dilihat dari habitat tumbuhnya bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu kangkung darat dan kangkung air, keduanya tidak ada bedanya dari segi rasa maupun kandungan zat besi yang sangat yang cocok untuk kebutuhan tubuh manusia. Para petani hidroponik sangat familier dengan jenis kangkung air, karena kangkung darat akarnya akan segera membusuk jika terendam air. Kelebihan kangkung yang dibudidayakan secara hidroponik adalah masa panennya yang pendek, cukup 20 hari saja kangkung sudah bisa dipanen.

Sawi

Para penikmat mie instan pasti mengenal sawi, tak lengkap jika membuat mie tanpa daun sawi, oleh karena itu sawi menjadi salah satu sayuran populer di Indonesia. Sawi sangat bermanfaat untuk tubuh manusia karena kaya akan serat dan banyak zat gizi. Sawi juga banyak jenisnya, sawi hijau, sawi putih, pok coy, atau sawi daging. Sama dengan kepopulerannya sawi termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan secara hidroponik.

Selada

Hampir semua orang kenal selada, tak lengkap makan ayam bakar tanpa lalapan selada yang disandingkan dengan sambal. Selada jenis tanaman yang bisa hidup di daerah iklim tropis maupun sedang. Selain mudah hidup, tanaman ini kaya kandungan mineral, besi, tembaga, fosfor, kobal, seng, dan potasium. Zat-zat ini sangat baik untuk keseimbangan tubuh. Dengan perawatan yang tidak rumit selada cocok untuk mereka yang sedang belajar menanam secara hidroponik. Dan satu hal penting adalah tanaman selada relatif tidak disukai hama.

Seledri

Ibu rumah tangga merasa tak lengkap jika didapur tidak ada daun seledri. Hidangan berkuah seperti sup serasa hambar tanpa ditaburi daun seledri, begitu juga para juru masak sering mempercantik hidangannya dengan beberapa porong daun selederi. Daun selederi juga kaya manfaat untuk kesehatan tubuh. Selederi juga mudah dibudidayakan dengan sistem hidroponik, tidak banyak perawatan, dan sebagian besar mengaku berhasil menanam jenis tanaman ini. Seledri masa tanamnya relatif lebih lama, sampai 90 hari namun keuntungan lainnya bisa dipanen sampai dua atau tiga kali dengan menanam kembali tunas mudanya. (Slamet Riyanto)

Menghitung Kapasitas Pompa Air Hidroponik => Lima Jenis Sayuran Hidroponik Paling Laris [url] => https://legioma.republika.co.id/posts/28684/lima-jenis-sayuran-hidroponik-paling-laris [timestamp] => 2022-01-13 11:41:49 [image] => member/images/news/d1pww9oqc9.jpg ) )

–>

-“).attr({
type: ‘text/javascript’,
src: ‘https://platform.twitter.com/widgets.js’
}).prependTo(“head”);
if ($(“.instagram-media”).length > 0)
$(”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.